Selasa, 19 September 2017

AJARAN SPIRITUALITAS YESUS TENTANG DOA


PENDAHULUAN


Doa memegang peranan penting untuk kelangsungan dan perjalanan hidup manusia, untuk itu semua kepercayaan mengajarkan umatnya untuk berdoa. Doa merupakan pernyataan dari ketergantungan manusia kepada Allah untuk segala sesuatu.  Doa mendatangkan kuasa Allah ke dalam kehidupan manusia. Secara umum tujuan berdoa adalah untuk memuji Allah, untuk mengucap syukur atas apa yang dilakukan Allah bagi umatnya, dan untuk meminta pertolongan Allah bagi diri sendiri atau bagi orang lain.

Pengertian dasar tentang doa adalah komunikasi dua arah antara manusia dengan Allah dalam bentuk verbal.[1] Vellanickal mengatakan bahwa doa adalah dialog antara Allah dan manusia. Keduanya saling berjumpa dan telah mengenal satu sama lain.[2] Balentine, setelah menyelidiki beberapa definisi tentang doa, mengatakan bahwa doa adalah komunikasi eksplisit dengan Allah yang dilakukan dengan sengaja dan penuh kesadaran. Inilah yang membedakannya dengan bentuk-bentuk komunikasi yang lebih umum.[3]

Sedemikian pentingnya doa di dalam Firman Allah sehingga dinyatakan dengan jelas di dalamnya bahwa kita dipanggil untuk “tetaplah berdoa”(I Tesalonika 5:17), “kuasailah dirimu dan jadilah tenang, supaya kamu dapat berdoa” (I Petrus 4:7), “bertekunlah dalam doa” (Roma 12:12), “berjaga-jagalah (dalam doa) sambil mengucap syukur” (Kolose 4:2) dll.

Meskipun ada begitu banyak referensi dari Firman Allah yang menunjukkan pentingnya doa, kadangkala doa justru diabaikan atau hanya dianggap sebuah aktivitas yang menempati prioritas lebih rendah dalam hidup kita. Tujuan penulisan makalah ini adalah agar kita memahami pentingnya doa dengan menunjukkan betapa pentingnya doa yang diajarkan Yesus Kristus.



  

PEMBAHASAN



Ada banyak contoh tentang macam doa yang diajarkan dalam Alkitab. Karena begitu banyaknya contoh-contoh doa dan cara-cara berdoa yang secara langsung maupun tidak langsung diajarkan Alkitab, maka penulis akan meninjau doa yang diajarkan Yesus Kristus dengan doa para tokoh Alkitab baik dari Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru.

A.                Latar Belakang Perjanjian Lama

Dalam Perjanjian Lama, doa merupakan perintah (Kel 22: 23,27; 1 Raja-raja 3: 5; 2 Taw 7:14; Mzm 37: 4; Yes 55: 6; Yoel 2:32; Yeh 36:37, dll).[4] Doa adalah suatu tindakan iman, karena si pemohon dengan teguh meyakini bahwa Allah akan menjawab doanya. Karena pemahaman demikian, orang-orang dalam Alkitab memohon Allah untuk memperhatikan (1 Raj. 8:28), mendengar (1 Raj. 8:29; Neh. 1:6; Mzm. 17:1,6; 39:12; 54:2; 55:1), dan memberi telinga (17:1) terhadap doa mereka.[5]

1.      Masa bapa-bapa Patriakh

Allah menjadikan doa sebagai bagian dari sifat manusia. Tak ada satu suku bangsa pun di dunia yang tidak berdoa kepada sesuatu. Misalnya, mereka berdoa kepada matahari atau gunung-gunung atau kepada roh-roh atau kepada Allah di sorga.[6] Tidak dikatakan kapan permulaan doa dalam Alkitab, tetapi dari kitab tetapi umat manusia telah menyembah Allah sejak awal sejarah. Adam dan Hawa secara teratur bersekutu dengan Allah di Taman Eden (bdk Kej 3:8). Baik Kain maupun Habel membawa persembahan berupa tanaman dan ternak kepada Tuhan (Kej 4:3-4); keturunan Set “memanggil nama Tuhan” (Kej 4:26). Henokh bergaul karib dengan Tuhan (Kej 5:21-24). Nuh mendirikan mezbah bagi Tuhan untuk mempersembahkan korban bakaran setelah air Bah (Kej 8:20). Abraham membangun mezbah-mezbah korban bakaran bagi Tuhan di berbagai tempat di negeri perjanjian (Kej 12:7-8; 13:4,18; 22:9) Abraham berdoa untuk istrinya Sara untuk memiliki anak (Kej 15: 1-4) dan kemudian untuk istri Abimelekh dan budak-budaknya agar melahirkan anak (Kej 20:17). Ishak membuat permintaan yang sama dari Tuhan untuk istrinya sendiri (Kej 25:21). Doa Abraham atas nama orang benar di Sodom, sementara historis yang unik, memberikan model syafaat (Kej 18: 16-33). Hagar dan anaknya menangis di padang gurun, dan Tuhan mendengar (Kej 21: 16-18). Hamba Abraham berdoa memohon bimbingan dalam mencari istri bagi Ishak (Kej 24: 12-14) dan memuji Allah ketika penyertaan yang diberikan (Kej 24: 26.). Yakub berdoa untuk perlindungan dari Esau (Kej 32: 9-12). Kemungkinan pada masa-masa itulah mereka mulai berdoa untuk saling memperkuat kepercayaan masing-masing kepada Allah. Karena itu ada hubungan langsung dan keakraban dalam doa (Kej. 15:2; 18:23; 24:12-14, 26). Doa juga dihubungkan erat dengan persembahan korban (Kej. 13:4; 26:25; 28:20-22) sekalipun penggabungan ini muncul juga pada zaman-zaman kemudian.[7]

2.      Masa Pra Pembuangan

Dalam sejarah masa pra-pembuangan dalam doa umat Israel masih mempertahankan banyak fitur primitif dari jenis patrikal (Kel 3: 4; Bil 11: 11-15; Hak 6:13; 11:30; 1 Sam 1:11; 2 Sam 15: 8; Mzm 66:13).[8] Pada zaman ini salah satu tekanan utama doa ialah syafaat; memang syafaat juga telah ada pada zaman Bapak leluhur (Kej 18:22).[9] Syafaat khususnya penting dalam doa-doa Musa (Kel 32:11-13, 31; 33:12-16; 34:9; Bil 11:11-15; 14:13-19; 21:7; Ul 9:18-21; 10:10). Sebagian besar adalah juga doa syafaat, seperti halnya dengan doa-doa Harun (Bil 6:22-27), Samuel (1 Sam 7:5-13; 12:19, 23), Daud (Sebagian besar doa yang ditulis dalam kitab Mazmur), Salomo (1 Raj 8:22-53 dan kitab Ratapan), Elia (1 Raj 18:36-37) dan Hizkia (2 Raj 19:14-19). Doa tentu tak dapat diabaikan dalam pelayanan para Nabi. Penerimaan penyataan Firman dari Allah sudah melibatkan nabi yang penuh doa ke dalam hubungan dengan Allah. Mungkin sekali bahwa doa bersifat hakiki bagi nabi untuk dapat menerima Firman (Yes 6:5 dab; 37:1-4; Yer 11:20-23; 12:1-6; 42:1).

3.      Masa Pembuangan

Sebuah era baru dalam sejarah doa di Israel dibawa oleh pengalaman dari pembuangan.[10] Hukuman mendorong bangsa untuk mencari Tuhan lebih sungguh-sungguh dari sebelumnya, dan sebagai cara pendekatan melalui bentuk-bentuk eksternal dari kuil dan pengorbanan yang sekarang ditutup, jalan spiritual doa sering dikunjungi dengan ketekunan baru.[11] Kebiasaan kebaktian Ezra (Ezra 7:27; 8:23), Nehemia[12] (Neh 2: 4; 4: 4,9, dll) dan Daniel[13] (Dan 6:10) membuktikan seberapa besar doa merupakan prioritas dalam kehidupan individu; sedangkan ucapan doa yang disampaikan (Ezra 9: 6-15; Neh 1: 5-11; 9: 5-38; Dan 9: 4-19; Yes 63: 7-64: 12) berfungsi sebagai ungkapan dari bahasa dan semangat doa orang di pembuangan. Pusat dari umat beragama adalah rumah sembahyang dan di antaranya ada kewajiban keagamaan yang diterima seperti sunat, berpuasa dan pemeliharaan sabat, maka doa menjadi penting. Selama masa pembuangan faktor penting dalam agama bagi orang Yahudi adalah tempat sembahyang (Sinagoge). Persekutuan kecil di pembuangan bergantung kepada pelayanan sinagoge, di mana Firman dibicarakan dan diterangkan, serta doa-doa dinaikkan.

4.      Masa Pasca Pembuangan

Tidak dapat diragukan bahwa setelah masa pembuangan ada kerangka kebaktian keagamaan, tapi di dalamnya kebebasan bagi perseorangan dijamin. Hal ini nampak dalam diri Ezra dan Nehemia, yang sekalipun mereka menekankan pemujaan dan Taurat, dan upacara serta korban, yaitu segi sosial dari ibadat, namun mereka juga menekankan faktor rohani dalam kesalehan (Ezr 7:27; 8:22 dab; Neh 2:4; 4:4,9), Doa-doa mereka juga mengandung pelajaran (Ezr 9:6-15; Neh 1:5-11; 9:5-38; bnd juga Dan 9:4-19). Di sini boleh dicatat, bahwa mengenai posisi tubuh saat berdoa tidak mempunyai aturan yang tetap (Mzm 28:2; 1 Sam 1:26; 1 Raj 8:54; Ezr 9:5; 1 Raj 18:42; Rat 3:41; Dan 9:3,20). Demikian juga ihwal waktu untuk berdoa; doa bermanfaat pada setiap saat, sama dengan pada jam-jam yang ditetapkan (Mzm 55:17; Dan 6:10). Maka pada zaman setelah pembuangan terdapat campuran dari upacara yang teratur di Bait Suci, kesederhanaan pertemuan di sinagoge, dan spontanitas kebaktian perseorangan.



B.                 Ajaran Yesus dalam Injil

Dalam kitab Injil, pengajaran Yesus tentang doa sangat jelas dan spesifik sekali. Khususnya ”Doa Bapa Kami” yang diajarkan secara langsung oleh Yesus Kristus kepada murid-murid-Nya.[14] Doa Bapa Kami dalam Injil Matius ditempatkan dalam rangkaian pengajaran Yesus yang terkenal dengan sebutan Khotbah di Bukit, secara khusus dalam rangkaian pengajaran mengenai ritual ibadah yang benar. Matius menuliskan Doa Bapa Kami dalam rangkaian kritik Yesus terhadap praktik-praktik keagamaan yang tidak lagi berjalan sesuai kebenaran ibadah orang Yahudi.[15]  Praktik-praktik yang dilakukan oleh orang-orang munafik dan orang-orang yang tidak mengenal Allah telah diadopsi menjadi bagian doa-doa orang Yahudi.[16]  Dalam berbagai kesempatan seorang pemimpin doa Yahudi mencoba untuk dapat memimpin doa baik dalam pertemuan ibadah maupun dalam kesempatan doa di depan umum seperti pada hari berpuasa, dan kecenderungannya ialah sebagian orang melakukannya untuk mendapatkan perhatian dari orang lain dan menunjukkan diri mereka lebih baik dalam kehidupan keagamaannya.[17]  Teguran Yesus bukan bertujuan melarang adanya praktik doa di hadapan umum maupun doa dipanjatkan berulang-ulang, melainkan pada motivasi dari doa itu sendiri yang mengarah pada keuntungan diri sendiri.[18]  Doa Bapa Kami sendiri disusun dalam bentuk komunal karena penggunaan bentuk jamak dalam kata “kami”[19] dalam kerangka berpikir Kerajaan Allah yang bersifat luas menekankan orang-orang percaya secara khusus memiliki perhatian terhadap sesama dan bukan untuk kepentingan diri.[20] Oleh sebab itu Matius menempatkan model doa yang benar dengan penekanan terhadap kehidupan Kerajaan Allah dalam diri orang percaya, yakni doa yang memperkenankan Tuhan.[21] Selain doa yang secara langsung diajarkan oleh Yesus Kristus ada doa-doa yang secara tidak langsung diajarkan Yesus Kristus yaitu melalui gaya hidup Yesus dalam berdoa.[22] Doa Yesus dalam Yoh 17 dikenal “Doa Tuhan Yesus sebagai Imam Besar” tetapi ada yang berpendapat “ Doa penyerahan” atau “ Doa Kemenangan”[23] Yesus pertama kali berdoa untuk diri-Nya dan kepada Bapa bahwa pekerjaan-Nya di bumi telah selesai (Yohanes 17: 1-5). Kemudian Dia berdoa untuk murid-murid-Nya, bahwa Bapa akan menjaga mereka dan menguduskan mereka (Yohanes 17: 6-19). Dia menutup doa-Nya dengan berdoa untuk Anda dan saya dan seluruh gereja, bahwa kita mungkin akan bersatu di dalam Dia dan berbagi dalam kemuliaan-Nya (Yohanes 17: 20-26).[24]

C.                 Ajaran Kitab Kisah Para Rasul

Kisah para rasul mencatat tentang bagaimana kehidupan para Rasul yang mempraktikkan doa setelah mereka ditinggalkan Yesus naik ke sorga. Gereja mula-mula dilahirkan dalam suasana doa (Kis 1:4). Mereka berdoa dengan setia hingga akhirnya mereka menerima jawaban doa yaitu Roh Kudus turun ke atas mereka (Kis 2:4). Mereka bertekun dalam doa dan pengajaran (Kis 2:42; 6:4,6). Para pemimpin gereja muncul sebagai orang-orang yang berdoa (Kis 9:40; 10:9; 16:25; 28:8). Dan mereka menuntut supaya orang-orang Kristen berdoa bersama-sama (Kis 20:36; 21:5). Jadi gaya hidup doa sudah dimulai pada masa para Rasul dan yang merupakan cikal bakal munculnya gereja, sehingga berdoa juga merupakan gaya hidup orang Kristen.



D.                Ajaran Surat-surat Paulus

Dalam suratnya, Paulus sering berbicara tentang banyak hal yang didoakannya. Tentunya dapat dilihat bahwa Paulus adalah seorang yang banyak berdoa. Menurut pandangan Paulus, doa adalah ucapan syukur, syafaat dan perealisasian kehadiran Allah.[25] Paulus mengatakan bahwa Roh Kuduslah yang membantu kita berdoa (Roma 8:14, 26). Doa bersifat hakiki bagi orang Kristen (Roma 12:12), dan sebagai senjata orang Kristen (Ef 6:13-17) yang bersifat kesinambungan atau tidak putus-putusnya.[26] Doa sebenarnya adalah pemberian Roh (I Kor 14:14-16).[27] Banyak hal tentang doa yang disampaikan Paulus dalam surat-suratnya dan mungkin itu merupakan sumbangan terbesar dari Paulus bagi pengertian doa Kristiani. Sasaran terakhir dari doa Paulus ialah supaya para pengikut Kristus boleh dipenuhi di dalam seluruh kepenuhan Allah. Paulus ingin setiap orang menjadi serupa dengan gambar Anak-Nya (Allah)  yaitu gambar Kristus (Rom 8:29).



E.                 Ajaran Surat Ibrani, Yakobus, Petrus, dan Yudas

Kontribusi besar dari Kitab Ibrani mengajar pada kehidupan doa yang duniawi dan syafaat surgawi Kristus. Karena simpati-Nya sebagai salah satu pribadi manusia yang mengalami pencobaan, Kristus adalah Imam Besar (Ibr 4: 14-16). Sekalipun Yesus berada di bumi, Yesus berdoa dengan penuh keyakinan, dan Allah menerima doa-Nya. Mengenai kematian-Nya, Dia berdoa berharap kematian itu lalu dari pada-Nya.

Yakobus seorang yang beriman dan suka berdoa.[28] Ia diangkat menjadi Uskup dari Gereja Yerusalem, dan menurut cerita tradisi, ia mati dirajam oleh orang Yahudi pada tahun 61.[29] Berita surat ini ialah bahwa perbuatan kita menunjukkan iman kita. Surat ini praktis dan membahas banyak hal mengenai etika kekristenan dan kehidupan kudus yang "tak tercatat di hadapan Allah" (Yak 1:27). Banyak hal lain lagi yang dapat diceritakan mengenai surat ini dan mengenai orang beriman dan yang suka berdoa.

Petrus memberikan jaminan yang membesarkan hati kita bahwa Allah pada akhirnya akan "menyempurnakan" pekerjaan kasih karunia-Nya di dalam diri orang-orang Kristen itu stelah mereka mengalami penderitaan yang perlu bagi mereka. Allah dengan kasih karunia-Nya melenggkapi apa yang telah dimulai-Nya dengan kasih karunia. Penderitaan merupakan langkah pendahuluan yang perlu sebelum menerima kemuliaan. Penderitaan itu tidak seberapa bila dibandingkan dengan kemuliaan yang kekal. Allah telah memanggil Anda kepada kemuliaan yang kekal dan Ia akan membawa Anda ke sana. Doa itu selanjutnya: "Melengkapi, meneguhkan, meneguhkan, menguatkan, dan mengokohkan kamu." (I Petrus 4:7).

Surat Yudas, mengandung peringatan yang paling keras dalam Perjanjian Baru. Yudas memberikan suatu peringatan keras; kita harus membangun diri kita atas dasar iman yang paling kudus. Kita harus berdoa dalam Roh Kudus (Yudas 1:20). Doa dalam Roh Kudus itu menyebabkan Iblis gemetar serta tunduk dan memberikan sukacita bagi Tuhan kita Yesus Kristus. Doa dalam Roh Kudus senantiasa dikabulkan.

F.                  Ajaran dalam Surat Wahyu (Wahyu 7:9-15)

Kitab Wahyu menguraikan kemenangan akhir dari Yesus Kristus terhadapan Iblis dan terhadap semua kuasa jahatnya. Karena itu, pasti banyak doa yang dinaikkan kepada Allah dari orang-orang-Nya di surga dan di bumi. Dalam dua kesempatan itu sukar sekali membedakan mana doa dari orang-orang kudus di surga atau di bumi.[30] Doa ini sebuah doa pujian.

Pentingnya doa ini dihubungkan dengan siapa yang mendoakannya, dan dimanakah mereka berada ketika mereka mendoakannya? Apakah doa itu dilakukan di surga atau di bumi? Dari ayat 10 dan 11, rupanya doa pujian itu dilakukan di surga.[31]


IMPLIKASI TEOLOGIS

1.      Berdoa merupakan perintah langsung dari Tuhan Yesus Kristus yang harus kita taati karena doa adalah nafas kehidupan rohani murid Kristus. (Matius 26:41)

2.      Berdoa merupakan prioritas mendasar dalam kehidupan umat Tuhan yang diajarkan oleh Yesus Kristus. (Matius 6:9-13; Lukas 11:1-4)

3.      Tidak diharuskan seseorang mengambil sikap tertentu dalam berdoa, masing-masing bisa mengambil sikap yang sesuai dengan hatinya. (Matius 6:5-8; Lukas 18:9-14)

4.      Berdoa merupakan bentuk kebergantungan manusia kepada Tuhan. (Yoh 17:1-26)

KESIMPULAN

Berdoa merupakan bentuk ketaatan dari setiap umat Tuhan. Yesus sendiri mengajarkan kepada para murid untuk berdoa. Bukan masalah bagaimana cara kita berdoa tetapi yang penting bagi Yesus adalah sikap hati kita ketika berdoa. Hal ini juga tersirat bahwa dalam doa terletak pada kenyataan kesatuan spiritual manusia dengan Allah di dalam Kristus, dan anugerah akibat dari Roh Kudus.[32] Ungkapan hati umat kepada Tuhan. Ada yang beranggapan bahwa berdoa adalah sebagai jalan menuju kepada tujuan yang diinginkan dan diharapkan, tapi jaminan bahwa apa yang Allah berikan itulah yang paling efektif menuju kepada tujuan tersebut. Selain itu kita dapat mengerti dengan jelas bahwa doa adalah sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan Yesus Kristus.[33] Dengan berdoa terlebih dahulu, Yesus mengambil keputusan dan Ia mengalahkan keadaan yang sulit.[34] Kehidupan doa Yesus sudah seharusnya menjadi teladan yang wajib dilakukan oleh setiap umat Tuhan dan harus menjadi kebiasaan bagi setiap orang percaya.


DAFTAR PUSTAKA



_________. Alkitab, Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2004.


­­­­­­­­­­­­­­­­_________. Indexs Ensiklopedia Alkitab Masa Kini.



Balentine, Samuel E., Prayer in the Hebrew Bible: The Drama of Divine-Human

Dialogue, Minneapolis: Fortress Press, 1993.



Brill, J. Wesley, Doa-doa dalam Perjanjian Baru, Bandung:

Yayasan Kalam Hidup, 1993.                



Brill, J. Wesley, Doa-doa dalam Perjanjian Lama, Bandung:

Yayasan Kalam Hidup, 1995.



Carson, D. A., Jesus’ Sermon on the Mount, Grand Rapids: Global, 1999.



Dictionary of Christianity in America, diedit oleh Daniel G. Reid, Robert D. Linder,

Bruce L. Shelley dan Harry S. Stout © 1990 oleh InterVarsity Christian

Fellowship / USA; Diterbitkan oleh InterVarsity Press All rights reserved.



Douglas, J.D., Ensiklopedia Masa Kini, Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih,

2011.



Easton 's Bible Dictionary, PC Study Bible formatted electronic database Copyright ©

2003, 2006 by Biblesoft, Inc. All rights reserved.



International Standard Bible Encyclopaedia, Electronic database Copyright © 1996,

2003, 2006 oleh Biblesoft, Inc All rights reserved.



Keener, C.S., A Commentary on the Gospel of Matthew, Grand Rapids:

Eerdmans, 1999.



Mathias, Philip, The Perfect Prayer, Minneapolis: Augsburg, 2005.



Smith's Bible Dictionary, PC Study Bible formatted electronic database Copyright ©

2003, 2006 by Biblesoft, Inc. All rights reserved.



Tafsir Alkitab Wycliff, Alkitab Sabda Elektronik.



The Bible Exposition Commentary. Copyright © 1989 by Chariot Victor Publishing,

and imprint of Cook Communication Ministries. All rights reserved.

Used by permission



Vellanickal, Matthew, Biblical Prayer Experience, Bombay: St. Paul Publication, 1986.



Verhoef, P.A., “Prayer”, in The Dictionary of Old Testament Theology & Exegesis,

Vol. 4, ed. Willem A. VanGemeren, Grand Rapids: Zondervan, 1997.



[1] Dictionary of Christianity in America, diedit oleh Daniel G. Reid, Robert D. Linder, Bruce L. Shelley dan Harry S. Stout © 1990 oleh InterVarsity Christian Fellowship / USA; Diterbitkan oleh InterVarsity Press All rights reserved.
[2] Matthew Vellanickal, Biblical Prayer Experience (Bombay: St. Paul Publication, 1986) 7.
[3] Samuel E. Balentine, Prayer in the Hebrew Bible: The Drama of Divine-Human Dialogue, (Minneapolis: Fortress Press, 1993) 30-31.
[4] Dari Easton 's Bible Dictionary, PC Study Bible diformat data elektronik Copyright © 2003, 2006 Biblesoft, Inc All rights reserved.
[5] P.A. Verhoef, “Prayer”, in The Dictionary of Old Testament Theology & Exegesis, Vol. 4, ed. Willem A. VanGemeren, Grand Rapids: Zondervan, 1997, pp. 1060-1061.
[6] J. Wesley Brill, Doa-doa dalam Perjanjian Lama, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1995) 9.
[7] J.D. Douglas, Ensiklopedia Masa Kini (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 2011) 249.
[8] International Standard Bible Encyclopaedia, Electronic database Copyright © 1996, 2003, 2006 oleh Biblesoft, Inc All rights reserved.
[9] Doa syafaat diperintahkan (Bil 06:23; Ayub 42: 8; Yes 62: 6; Mazmur 122: 6; 1 Tim 2: 1; Yakobus 5:14), dan ada banyak contoh pada catatan dari jawaban yang telah diberikan kepada doa seperti, misalnya, Abraham (Kej 17: 18,20; 18: 23-32; 20: 7,17,18), Musa untuk Firaun (Kel 8: 12,13,30,31; 9:33), untuk Israel (Kel 17:11,13; 32:11-14,31-34; Bil 21:7,8; Ul 9:18,19,25),
(Dari
Easton 's Bible Dictionary,
PC Study Bible formatted electronic database Copyright © 2003, 2006 by Biblesoft, Inc. All rights reserved.)
[10] International Standard Bible Encyclopaedia. Biblesoft, Inc All rights reserved.
[11] Ibid.
[12] Sekalipun Ezra dan Nehemia menekankan pemujaan dan Taurat, dan upacara serta korban, yaitu segi sosial dari ibadat, namun mereka juga menekankan faktor rohani dalam kesalehan (Ezr 7:27; 8:22 dab; Neh 2:4; 4:4,9), Doa-doa mereka juga mengandung pelajaran (Ezr 9:6-15; Neh 1:5-11; 9:5-38; bnd juga Dan 9:4-19). Di sini boleh dicatat, bahwa mengenai posisi tubuh saat berdoa tidak mempunyai aturan yang tetap (Mzm 28:2; 1 Sam 1:26; 1 Raj 8:54; Ezr 9:5; 1 Raj 18:42; Rat 3:41; Dan 9:3,20). Demikian juga ihwal waktu untuk berdoa; doa bermanfaat pada setiap saat, sama dengan pada jam-jam yang ditetapkan (Mzm 55:17; Dan 6:10).
[13] Seorang tokoh muda, ketika mereka ditawan dan dibawa ke Babilon, seorang dari antara tawanan Israel, bernama Daniel, tumbuh secara dinamis dan teguh di istana raja yang menawannya. Perangkap terhadap iman menjadi ujian bagi Daniel. "Dalam kamar atasnya ada tingkap-tingkap yang terbuka ke arah Yerusalem; tiga kali sehari ia berlutut, berdoa serta memuji Allahnya, seperti yang biasa dilakukannya." (Daniel 6:11b) Menurut 'kebiasaannya', adalah kata yang mengandung banyak makna. Daniel telah membuat sebuah kebiasaan yang baik, yang menjadi tradisi dan disiplin dalam dirinya selama di negeri orang. Ia harus tunduk kepada disiplin rohani yang dianutnya. Ini bukan sekadar ritual. Ini bukan sebuah kebiasaan yang tidak bermakna.
[14] Tercatat hanya dua kali, yakni dalam Injil Matius 6:9-13 dan Injil Lukas 11:2-4
[15] D. A. Carson, Jesus’ Sermon on the Mount (Grand Rapids: Global, 1999) 59.
[16] Ibid. 64.
[17] Ibid. 62.
[18] Mengenai praktik doa Tuhan Yesus, telah diketahui bahwa Ia berdoa secara tersembunyi (Luk 5:15 dab; 6:12); pada waktu ada pertentangan rohani (Yoh 12:20-28; Luk 22:39-46); dan di kayu salib (Mat 27:46; Luk 23:46). Dalam doa-doaNya Ia mengucapkan syukur (Luk 10:21; Yoh 6:11; 11:41; Mat 26:27), mencari bimbingan (Luk 6:12 dab), mengajukan syafaat (Yoh 17:6-19, 20-26; Luk 22:31-34; Mrk 10:16; Luk 23:34), dan bersekutu dengan Bapak (Luk 9:28 dab). Beban dari doa 'imam besar-Nya' dalam Yoh 17 ialah kesatuan gereja-Nya.
[19] C. S. Keener, A Commentary on the Gospel of Matthew (Grand Rapids: Eerdmans, 1999) 226.
[20] Sermon, op. cit. 66-67.
[21] Philip Mathias, The Perfect Prayer (Minneapolis: Augsburg, 2005) 4-5.
[22] Berdoa adalah kebiasaan yang Yesus lakukan, sesuatu yang menjadi prioritas utama-Nya bahkan ketika Ia dalam keadaan sangat sibuk. Dengan demikian, terlihat jelas di sini betapa pentingnya doa. Sedemikian pentingnya doa sehingga Yesus Kristus, Anak Allah, terbiasa mengalokasikan waktu khusus untuk melakukannya dan Ia melakukannya bahkan tatkala Ia sangat sibuk melakukan berbagai kegiatan kerohanian. Bukan hanya itu, kita dapat belajar di sini bahwa doa bukan semata masalah waktu, tetapi doa adalah masalah prioritas (Lukas 5:15-16; 6:12-13). Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana (Markus 1:35).
[23] Yesus memajukan diri-Nya sendiri di dalam kehidupan doanya (Yoh 17:1-26). Tetapi perhatian-Nya yang utama adalah pada para murid-Nya. Di dalam kedua bagian ini unsur pengabdian tercampur secara kuat dengan permohonan. Bapa. Sering dipergunakan di dalam doa Yesus, di dalam doa ini dipakai enam kali. Telah tiba saatnya. Saat itu tidak ditentukan batasnya, merupakan sesuatu yang diketahui betul di antara Bapa dan Anak. Saat itu adalah saat menderita dan sekaligus saat pemuliaan. Permuliakanlah Anak-Mu. Memberi Dia kemampuan untuk menyelesaikan tugas-Nya, mengerjakan penyelamatan yang merupakan tujuan kedatangan-Nya. Jelas Kristus di sini tidak mencari kehormatan untuk diri-Nya sendiri, sebab di dalam pemuliaan diri-Nya melalui kematian, kebangkitan dan kenaikan-Nya, Dia hanya berusaha untuk mempermuliakan Bapa (Tafsir Alkitab Wycliff, Alkitab Sabda Elektronik).
[24] The Bible Exposition Commentary. Copyright © 1989 by Chariot Victor Publishing, and imprint of Cook Communication Ministries. All rights reserved. Used by permission.
[25] J.D. Douglas, Ensiklopedia Masa Kini, 251. Bnd. I Tes 1:2; Ef 1:16.
[26] Paulus telah memperingatkan orang percaya untuk mengenakan seluruh perlengkapan senjata Allah supaya ia dapat bertahan melawan serangan Iblis. Seluruh bagian perlengkapan senjata sangat diperlukan, tetapi ada satu senjata ampuh yang paling utama, yaitu doa. "Berdoalah setiap waktu di dalam Roh dan berjaga-jagalah di dalam doamu itu dengan permohonan yang tak putus-putusnya untuk segala orang kudus, juga untuk aku, supaya kepadaku, jika aku membuka mulutku, dikaruniakan perkataan yang benar, agar dengan keberanian aku memberitakan rahasia Injil". “Janganlah hendaknya kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur. Damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:6-7)
[27] Paulus tidak mendaftar doa sebagai salah satu karunia Roh, mungkin karena semua orang Kristen dapat dan harus berdoa, meskipun ia menyebutkan iman, karunia penyembuhan, dan kekuatan lain (1 Kor 12: 7-11). Di 14:14, namun, ia berbicara tentang doa sehubungan dengan pelaksanaan karunia rohani, membedakan antara berdoa dengan roh (yaitu, di lidah) dan berdoa dengan pikiran. (International Standard Bible Encyclopedia, revised edition, Copyright © 1979 by Wm. B. Eerdmans Publishing Co. All rights reserved.)
[28] Kisah 15:13-21; 21:18; Gal 1:19; Yak 5:15
[29] Di kemudian hari, menurut Hegesipus, ia terkenal dengan nama ‘Si Jujur’, karena kesalehannya menuruti hukum Taurat Yahudi (Eus., EH. 2. 23). Ia mati martir dilempari dengan batu waktu Ananias menjabat Imam Besar pada masa pemerintahan sementara sepeninggal Festus, penguasa wakil Roma, 61 M (Jos., Ant. 20.9). Yerome (De viris illustribus 2) mencatat suatu serpihan dari Kitab Apokrifa yang hilang yaitu Gospel according to the Hebrew (*APOKRIFA, PB), yang memuat cerita pendek dan yang mungkin tidak benar terjadi mengenai penampakan Yesus sesudah bangkit kepada Yakobus. Menurut tradisi dialah penulis Surat Yakobus yang terdapat dalam kanon di situ dia menerangkan dirinya sebagai ‘hamba Allah dan Tuhan Yesus Kristus’ (Yak 1:1). Indexs Ensiklopedia Alkitab Masa Kini.
[30] J. Wesley Brill, Doa-doa dalam Perjanjian Baru, (Bandung: Yayasan Kalam Hidup, 1993) 75
[31] Mereka yang berdoa adalah orang-orang yang berasal dari segala bangsa, suku, kaum, dan bahasa (ayat 9). Mereka adalah orang-orang yang banyak sekali yang keluar dari kesusahan yang besar, dan telah mencuci jubah mereka dalam darah Anak Domba (ayat 14). Mereka adalah orang-orang yang telah ditebus oleh Darah Anak Domba, Tuhan Yesus Kristus. Mereka adalah orang banyak yang telah diselamatkan. (Ibid.)
[32] Smith's Bible Dictionary, PC Study Bible formatted electronic database Copyright © 2003, 2006 by Biblesoft, Inc. All rights reserved.
[33] Hanya untuk berdoa, Ia siap untuk bangun pagi-pagi benar (Markus 1:35), Ia memaksa murid-murid-Nya untuk pergi dan Ia mengasingkan diri-Nya dari orang banyak (Matius 14:13).
[34] Dalam konteks tertentu Allah memakai doa untuk mengubah situasi yang buruk menjadi media keselamatan, para musuh diubah menjadi sahabat, orang-orang yang jahat diubah menjadi para pribadi yang bertobat, dan orang yang sakit tanpa harapan dapat disembuhkan. Namun dalam konteks tertentu Allah tidak selalu memakai doa-doa yang dipanjatkan untuk mengubah situasi yang buruk, tetapi melalui doa kita dimampukan mengubah rohani kita untuk menyikapi dengan bijaksana dan tabah. Doa adalah ekspresi iman yang berserah penuh kepada anugerah dan kedaulatan kasih Allah yang memampukan kita menerima apapun yang terjadi, sehingga dalam situasi apapun yang terjadi kita senantiasa mempermuliakan Allah dan mengasihi sesama, bahkan para musuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKTI KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS

BUKTI-BUKTI KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS 1. Yesus Lahir Seperti Manusia Lainnya. Yesus lahir dari seorang wanita (Galatia 4:4). Kenyataa...