Dari berbagai topik keselamatan yang ada di Injil sinoptik dapat diringkas menjadi bagaimana para penulis Injil melihat kriteria untuk mendapatkan Keselamatan (Kerajaan Allah), yaitu:
1. Menghasilkan buah. (Mat.13:1-23; Mrk.4:1-20; Luk.8:4-15)
2. Bertahan sampai kesudahan (setia) (Mat.10:22)
3. Bersedia diproses dan berubah (Mat.13:31-35)
4. Keselamatan sebagai harta yang paling berharga (Mat.13:44-46; Mrk.8:35)
5. Merendahkan diri (Mat.18:1-5)
6. Memiliki Iman (Luk.7:50)
1. Menghasilkan buah. (Mat.13:1-23; Mrk.4:1-20; Luk.8:4-15)
2. Bertahan sampai kesudahan (setia) (Mat.10:22)
3. Bersedia diproses dan berubah (Mat.13:31-35)
4. Keselamatan sebagai harta yang paling berharga (Mat.13:44-46; Mrk.8:35)
5. Merendahkan diri (Mat.18:1-5)
6. Memiliki Iman (Luk.7:50)
Panggilan Allah untuk bertobat didalam Injil telah dituliskan Matius sejak awal pelayanan Yesus, yaitu setelah Ia dicobai dipadang gurun, dan tampil pertama kali di Galilea, Yesus memberitakan apa yang sebelumnya diberitakan oleh Yohanes Pembaptis, yaitu” Berobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat” (Mat.3:2;4:17). Kabar pertobatan ini juga diberitakan didalam Injil sinoptis lainnya (Mrk.1:15;Luk.3:3), tujuan pertobatan oleh penulis Injil sinoptik diakui untuk masuk kedalam Kerajaan Sorga, sekalipun diungkapkan dengan cara yang berbeda, seperti untuk tidak binasa menurut penulis Injil Lukas (Mat.18:3;Mrk.1:15;Luk.13:3) Apakah pertobatan tersebut menghasilkan keselamatan, ketiga penulis Injil sinoptik menulis dengan cara yang sama, melalui perumpamaan seorang penabur, bahwa yang mencapai pada keselamatan sebagai buah dari pertobatan adalah mereka yang menghasilkan buah, apakah 30 kali, 60 kali atau bahkan 100 kali.
Didalam injil sinoptik, kata keselamatan hanya satu kali diucapkan oleh Yesus, sebagaimana yang dicatat dalam Luk.19:9. Ayat ini dapat mengacu kepada diri-Nya sendiri sebagai kandungan keselamatan yang memberikan pengampunan kepada Zakheus, atau kepada sesuatu yang nyata oleh perubahan tindakan yang dilakukan oleh pemungut cukai itu. Luk. 18:26 dan konteksnya, menunjukkan bahwa keselamatan mengimbau hati yang menyesal, sifat seperti kanak-kanak, ketidak berdayaan diri yang pasrah menerima, dan penyangkalan segala sesuatu demi Kristus.
II. Injil Yohanes
Yohanes menggambarkan pertobatan sebagai kelahiran kembali (Yoh.3:3), pada saat percakapan dengan Nikodemus, Yesus menjelaskan bahwa bukti pertobatan adalah dilahirkan dari air dan Roh. Sekalipun penggambaran yang berbeda dengan penulis Injil sinoptik, tetapi ukuran keselamatan menurut penulis Injil Yohanes sama dengan penulis injil sinoptik yaitu melalui perbuatan-perbuatannya dalam hal ini perbuatan yang benar (Yoh.3:21), yang tidak lain adalah buah yang dihasilkan.
Orang dilahirkan sebagai anak Allah karena mempercayai Kristus, kelahiran kembali oleh Roh mutlak penting guna memasuki Kerajaan, tapi pasal 3:14,17 menjelaskan bahwa hidup baru itu tidak mungkin lepas dari dari kepercayaan akan kematian Kristus, karena tanpa kematian Kristus maka manusia berada di bawah penghukuman (3:18). Pada pasal 4:22 keselamatan datang melalui bangsa Yahudi, melalui wahyu yang disalurkan dalam sejarah lewat umat Allah.
Lebih lanjut dikatakan bahwa seorang yang sudah dipulihkan harus tidak berbuat dosa lagi agar keadaannya tidak menjadi lebih buruk. Pada pasal 5:24 orang percaya sudah melewati maut menuju ke kehidupan. Pada pasal 7:39 air melambangkan kehidupan Roh yang menyelamatkan, yang akan datang setelah Yesus dipermuliakan.
Pasal 9:25, 37, 39 keselamatan merupakan penglihatan spiritual, pasal 10:10 jalan masuk bagi manusia ke kehidupan yang selamat dan berkelimpahan dan yang dari Bapa adalah melalui Kristus, pasal 11:25 dab menjelaskan bahwa hidup kebangkitan menjadi milik orang-orang percaya, dan pasal 11:50 tujuan penyelamatan dari kematian Kristus digambarkan. Pasal 13:10 pembasuhan pertama yang dilakukan-Nya mengartikan keselamatan (bersih seluruhnya), pada pasal 14:6 Kristus adalah jalan yang benar dan hidup menuju hadirat Bapa.
III. Kisah Para Rasul
a. Keselamatan melalui beriman kepada Kristus. (10:43)
b. Percaya mencakup pertobatan (20:21)
c. Keselamatan adalah melalui anugrah Allah. (Kis. 16:14; 18:27).
d. Keselamatan terlepas dari jasa bentuk apapun. (kis. 15).
IV. Surat-surat Paulus
Paulus memberikan beberapa tema-tema besar sampai pada pengembangan yang penuh. Doktrin Paulus tentang keselamatan berpusat pada anugrah Allah; Allah yang berinisiatif dalam menyelamatkan manusia berdasarkan anugrah-Nya semata-mata. Karya penebusan Kristus memuaskan keadilan Allah dan membebaskan manusia dari ikatan dosa dan menyatakan pembenaran yang legal bagi orang percaya.
a. Pengampunan.
Pada waktu Allah mengampuni pelanggaran-pelanggaran kita, Ia melakukan-Nya berdasarkan anugrah-Nya (Kol. 2;13). Diampuni berarti “menganugrahkan berdasarkan kemurahan, memberikan dengan murah hati, mengampuni berdasarkan anugrah”. Kata itu erat kaitannya dengan kata anugrah. Kata lain dari paulus untuk pengampunan (yunani; aphesis) memiliki suatu arti dasar “membebaskan” atau “menyuruh pergi” tetapi secara teologis berarti “mengampuni” atau “membatalkan suatu obligasi atau hukuman” (Ef. 1:7; Kol.1:14). Anugrah Allah mencapai puncaknya dalam teologi Paulus pada waktu ia meninggikan kemuliannya, dimana Allah dengan murah hati telah membatalkan hutang dosa yang tidak dapat dibayar oleh manusia.
b. Penebusan.
Penebusan berarti membebaskan dengan cara pembayaran dengan suatu harga tertentu.
c. Pendamaian.
Kata pendamaian berarti mengalihkan, memindahkan atau mendamaikan. Hal ini mengindikasikan bahwa Kristus sepenuhnya memenuhi dan memuaskan tuntutan dari kebenaran dan kekudusan Allah. Melalui penumpahan darah Kristus, kekudusan Allah telah dipuaskan dan murka Allah telah dialihkan.
d. Pembenaran
Pembenaran merupakan tindakan legal, dimana Allah menyatakan bahwa orang berdosa yang percaya dibenarkan berdasarkan darah Kristus. Arti dasar dari pembenaran adalah “mendeklarasikan benar”. Beberapa hal lain dapat dipelajari tentang penggunaan pembenaran oleh Paulus;
1. Pembenaran merupakan anugrah Allah (Rm.3:24)
2. Hal itu dapat terjadi melalui iman (Rm.5:1; Gal.3:24)
3. Hal Itu dimungkinkan melaui darah Kristus (Rm. 5:9)
4. dan Hal itu terpisah dari hukum Taurat (Rm. 3:20; Gal. 2:16; 3:11)
V. Ibrani
Dalam mengkontraskan Kristus dengan malaikat, penulis menjelaskan bahwa fungsi dari malaikat adalah untuk menjadi penolong bagi mereka yang telah mewarisi keselamatan. Ibrani juga menegaskan bahwa Keselamtan Kristus merupakan puncak dari semua. Implikasi Kristus jauh lebih utama dari persembahan korban PL.
Keselamatan terlihat dalam Ia mengalami kematian bagi semua orang (2:9), dan melalui kematian-Nya Ia membawa “banyak anak-anak pada kemuliaan” (2:10). Fakta bahwa keselamatan dari Yesus dapat membawa banyak anak pada kemuliaan menekankan finalitas dan jaminan hal itu. Penulis kemudian menekankan ketaatan dan ketundukan penuh dari Kristus pada kehendak Bapa; melalui ketaatan yang sempurna Kristus telah menjadi sumber keselamatan yang kekal (5:9). Orang percaya Ibrani butuh untuk mengetahui kebenaran-kebenaran yang signifikan ini, tetapi mereka bodoh dan perlu diajar doktrin-doktrin dasar iman.
VI. Yakobus
Yakobus berbicara banyak tentang iman. Iman adalah cara manusia untuk dapat mendekati Allah (1:6; 5:15); iman harus dalam Yesus (2:1); dan perbuatan manusia akan mendemostrasikan realitas dari iman (2:18). Perbedaan antara Paulus dan Yakobus adalah bukan iman versus perbuatan, melainkan perbedaan dari relasi. Yakobus menekankan perbuatan dari orang percaya dalam relasi dengan iman dan Paulus perbuatan Kristus dalam relasi dengan iman.
VII. 1& 2 Petrus
Sebagaimana yang telah dicatat pada pembahasan sebelumnya, Petrus menekankan karya keselamatan Kristus: Ia adalah korban yang sempurna, seperti domba yang tak bercacat dan bercela (1Pet.1:19); Ia tidak berdosa(1Pet.1:22); Ia mati sebagai pengganti sekali untuk kita semua, yang tanpa salah bagi orang yang bersalah (1Pet.3:18). Petrus menekankan tindakan, bahwa Ia dibunuh untuk kita.
Kristus mati bagi orang berdosa (1Pet.2:24). Ia menebus mereka dari perbudakan dosa (1Pet.1:18). Keselamatan Kristus direncanakan sejak kekekalan (1Pet.1:20), tetapi dinyatakan dalam sejarah. Ia menyelesaikan keselamatam melalui kebangkitan-Nya, memberikan orang percaya suatu hidup yang penuh pengharapan. (1Pet.1:3).
VIII. 1, 2 dan 3 Yohanes
Allah sendiri oleh kasih-Nya di dalam darah kehidupan Kristus yg dicurahkan, yg menghapus dosa-dosa kita dan menyucikan kita. Seperti dalam Injil Keempat, keselamatan berarti dilahirkan dari Allah, mengenal Allah, memperoleh hidup kekal di dalam Kristus, hidup dalam terang dan kebenaran Allah, tinggal di dalam Allah dan mengetahui bahwa Ia tinggal di dalam kita melalui kasih oleh RohNya.
IX. Yudas
Yudas menujukan suratnya pada “mereka yang dipanggil.” Dalam pernyataan ini Yudas menunjuk pada doktrin pemilihan. Kata “dipanggil” adalah bagi mereka yang telah dipanggil secara efektual pada keselamatan berdasarkan anugrah Allah yang efektif. Anugrah Allah itulah yang tidak dapat ditolak oleh manusia. Yudas lebih lanjut menekankan sekuritas dari keselamatan dengan menegaskan bahwa Allah akan memampukan orang percaya untuk berdiri dihadapan kemuliaan hadirat-Nya (ayat 24).
X. Wahyu
Keselamatan sebagai pembebasan atau penyucian dari dosa melalui darah Kristus, dan pengangkatan orang percaya menjadi imamat yang berkerajaan.
Kesimpulan:
Keselamatan hanya didalam Yesus Kristus. Sebab Yesus sendiri berkata : Kata Yesus kepadanya: "Akulah jalan dan kebenaran dan hidup. Tidak ada seorang pun yang datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku (Yoh 14:6). Kemudian Petrus dan Yohanes menegaskan dihadapan Mahkamah Agama bahwa : Kis 4:12 Dan keselamatan tidak ada di dalam siapa pun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan. “Jadi Ayat-ayat ini menujukan ketunggalan keselamatan didalam Yesus Kristus.
Keselamatan adalah anugerah Allah semata-mata. Manusia menerima keselamatan dari Allah hanya karena iman, bukan karena perbuatan. Setelah menerima keselamatan dengan cara demikian, manusia harus mengerjakan keselamatan itu di dalam kehidupan melalui perbuatan-perbuatan yang manusia lakukan dan kerjakan. Jika manusia tidak aktif mengerjakan keselamatan dengan cara demikian sesudah ia menjadi percaya, itu menunjukkan bahwa iman yang diakuinya dengan mulut itu adalah iman yang mati. Itu tandanya bahwa ia belum sungguh-sungguh mengalami keselamatan.
Manusia tidak diselamatkan karena perbuatan. Tetapi perbuatan-perbuatan merupakan tanda apakah iman itu benar-benar hidup, sekaligus perbuatan-perbuatan itulah yang akan meningkatkan kadar iman orang percaya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar