Kamis, 21 September 2017

MARKUS 4:30-34




BENTUK SASTRA PERUMPAMAAN

MARKUS 4:30-34



I.       PENDAHULUAN

1.      Konteks Historis Khusus

a.      Pribadi-pribadi yang terlibat.

1.      Yesus Kristus        : Anak Allah, Tuhan, Mesias, dan Juru Selamat umat manusia. Dia datang untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mark. 10:45).

2.      Murid-murid         : Kedua belas orang yang secara khusus dipilih Yesus untuk mengikut-Nya (Mark. 3:13-19 )

3.      Orang banyak        : Orang-orang yang datang berbondong-bondong dari segala pelosok untuk mencari kesembuhan dari Yesus.[1]



b.      Waktu Kejadian terjadi.

Ketika Yesus mengajar di tepi danau (danau Galilea), kemudian datanglah orang banyak yang sangat besar jumlahnya dan mengerumuni Dia. Sehingga Ia naik ke perahu yang sedang berlalubuh lalu duduk di situ, sedangkan orang banyak di darat, di tepi danau itu (Mark. 4:1). Dari situ Yesus mulai mengajar dengan perumpamaan-perumpamaan kepada orang-orang yang mengikutinya.



c.       Alasan yang menyebabkan kejadian terjadi.

Karena pengharapan orang banyak (Mark. 4:1) mengenai Kerajaan Allah, dan kenyataan Kerajaan itu sebagaimana dibawakan oleh Yesus. Yesus memakai perumpamaan supaya para pendengar dapat menggambarkan  atau membayangkan Kerajaan Allah.[2]



d.      Tempat dimana kejadian terjadi     : Dalam perikop ini hanya mengatakan di tepi danau (Mrk. 4:1), dan dari kisah sebelumnya mengatakan Yesus menyususri danau Galilea (Mrk. 1:16)



A.    Konteks Sastra

1.      Konteks Horisontal

Pengajaran perumpamaan biji sesawi[3] ini terdapat dalam Injil-injil Sinoptik (Matius, Markus dan Lukas). Menurut para pakar, versi yang terdapat dalam Injil Lukas (Luk. 13:18-19) berasal dari sumber Q, sedangkan yang terdapat dalam Injil Matius dipetik dari Injil Markus dan Sumber Q (Mat. 13:31-32).[4] Matius meletakkan perumpamaan biji sesawi dan ragi pada bagian ketiga dan keempat (sesudah perumpamaan tentang lalang diantara gandum) dari ketujuh perumpamaan tentang Kerajaan Surga. Markus meletakkannya sesudah perumpamaan benih yang tumbuh dan sebelum perumpamaan angin ribut diredakan. Jadi konteks yang ada pada Markus berbeda dengan konteks yang ada pada Matius. Sebab Markus tidak mencatat perumpamaan tentang kerajaan surga seperti yang ada pada Matius. Lukas menghubungkan perumpaman biji sesawi sangat erat dengan bagian yang medahuluinya. Lukas tidak menekankan pertentangan antara benih yang kecil maupun tumbuhan yang besar itu, tetapi lebih langsung mengarahkan kepada keadaan terakhir: Kerajaan Allah adalah sebagai sebuah pohon yang cabang-cabangnya banyak burung yang bersarangnya.



2.      Konteks Vertikal

Dalam perjalanan Yesus bersama murid-murid-Nya menyusur daerah Galilea dan sesampainya di tepi danau itu Yesus melihat orang banyak yang datang kepadanya berharap menerima mujizat kesembuhan dan menerima pengajaran dari Yesus. Kemudian Yesus naik ke sebuah perahu yang sedang berlabuh di danau itu dan mulai mengajar (Mark 4:1). Yesus mengajar orang banyak itu dengan perumpamaan-perumpamaan. Yesus mengajar sampai waktu hari sudah petang, kemudian Yesus mengajak murid-murid-Nya bertolak ke seberang dan meninggalkan orang banyak itu (Mark. 4:35-36).



3.      Garis besar Perikop (Ringkasan Perumpamaan)

1.      Menggambarkan Kerajaan Allah seperti biji sesawi (ayat 31).

2.      Biji sesawi yang kecil memiliki dampak yang spektakuler (Inti perumpamaan) (ayat 32).

3.      Penutup dari rangkaian perumpamaan (ayat 33-34).



I.                   PENYELIDIKAN

A.    Konteks sejarah / kebudayaan dari perumpamaan tersebut.

Sesawi yang dimaksud dalam perumpamaan ini bukan sayur sawi yang biasanya tumbuh di Indonesia. Biji sesawi itu memang sangat kecil bentuknya.[5] Di antara segala benih, biji sesawi itulah yang terkecil yang ditaburkan orang di lahan. Namun benih yang begitu kecil itu menghasilkan pohon yang begitu tinggi dari semua tanaman yang ada di lahan itu. Tanaman sinapis nigra itu mencapai ketinggian 3-5 meter.[6]



B.     Pokok utama (main point)

1.      Permulaan dari Kerajaan Allah itu akan sangat kecil, seperti biji sesawi yang paling kecil daripada segala jenis benih. (ayat 31)

2.      Kesempurnaan itu akan sangat besar. Bila benih itu tumbuh, tumbuhan itu akan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain. (ayat 32)

3.      Perbedaan antara orang banyak dan para murid. Orang banyak hanya mendengar sebatas perumpamaan, tetapi para murid mendapat pengertian akan perumpamaan itu dari Yesus (ayat 33-34).

Jadi pelajaran utama dalam perumpamaan ini adalah bahwa Kerajaan Allah adalah berbeda dengan pengertian-pengertian yang umum yaitu pengertian antara orang yang tidak mengenal Yesus secara pribadi (orang banyak) dengan orang-orang yang mengenal Yesus secara pribadi (Murid-murid).



C.    Penyelidikan tentang penjelasan yang diberikan oleh penulis injil.

Tidak ada penjelasan yang diberikan oleh penulis Injil.



D.    Penyelidikan tentang tanggapan dari pendengar pada waktu perumpamaan diucapkan.

Tidak ada informasi tentang tanggapan pendengar.



E.     Penyelidikan kebenaran yang sejajar dengan ucapan Tuhan Yesus di tempat lain atau di Injil lain.

Ayat yang sejajar dengan Markus 4:30-34, adalah Lukas 13:18-19 dan Matius 13:31-32. Menurut pengetahuan penafsir, kitab Markus adalah kitab yang tertua, bukan hanya antara Matius dan Lukas tetapi dari semua kitab yang ada di Perjanjian baru. Diperkirakan perumpamaan yang terdapat di dalam Injil Matius adalah diambil dari Injil Lukas dan Injil Markus. Di dalam Injil Markus dan Injil Lukas di mulai dengan pertanyaaan tetapi berbeda dengan yang ditulis dalam Injil Matius yang secara langsung menceritakan hal Kerajaan Sorga tersebut.



F.     Penyelidikan pelajaran Alkitab secara umum.

Pekerjaan utama para pengikut Iblis di dalam Kerajaan Sorga yang kelihatan (yaitu gereja-gereja) adalah melemahkan kekuasaan Firman Allah (lih. Kej 3:4) serta memajukan ketidakbenaran dan ajaran yang palsu (bd. Kis 20:29-30; 2Tes 2:7, 12). Beberapa waktu kemudian Kristus berbicara tentang suatu usaha besar untuk menyesatkan umat-Nya, yang dilakukan oleh orang-orang yang mengaku Kristen namun yang sesungguhnya ialah guru-guru palsu.





G.    Implikasi-implikasi teologis dari hasil penyelidikan.



1.      Kunci Kerajaan Sorga sudah diberikan kepada semua orang percaya. (Matius 16:19)

2.      Kerajaan Sorga adalah bagi orang yang sudah lahir baru. (Yoh. 3:3)

3.      Orang yang melakukan kehendak Tuhan yang akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (Matius 7:21)

4.      Kerajaan Sorga harus menjadi prioritas utama orang percaya. (Matius 6:33)





II.                KESIMPULAN

 Bagian perumpamaan ini telah mengingatkan kita bahwa sebagai gereja-Nya, kita harus menumbuhkan dan mengembangkan dan menyebarkan Injil Kerajaan Sorga di dunia. Dunia telah kehilangan kasih Allah, karena itu kita harus berusaha membawa setiap orang untuk datang kepada kerajaan-Nya sehingga mereka menikmati berkat anugerah Allah yang besar dan melaluinya banyak jiwa-jiwa yang dimenangkan bagi Kristus. Yesus memangil kita untuk sabar dan bijaksana serta tanggung jawab dalam bersaksi bagi Injil-Nya. Ini berati sabar dalam beriman, berdoa, bekerja dan selalu setia kepada kehendak-Nya. Kita harus yakin Yesus akan memberikan yang terbaik bagi manusia, khususnya bagi mereka yang telah membuka hatinya untuk menerima Tuhan Yesus sebagai sebagai Juru Selamat pribadinya.

Jadi gereja dan orang Kristen harus memiliki kesaksian hidup yang benar, supaya hidup kita memancarkan terang Kristus bagi dunia yang gelap. Dengan cara demikianlah Kerajaan sorga akan bertumbuh danberkembang didalam dunia. Dan kerajaan-Nya menjadi berkat bagi manusia, khususnya mereka yang percaya.


III.             DAFTAR KEPUSTAKAAN



Alkitab Edisi Studi. Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2010.

Bolkeistein, M.H. Kerajaan Yang Terselubung. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991.

Bruggen, Jacob van. Markus: Injil menurut Petrus. Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006.





[1] Jacob van Bruggen, Markus: Injil menurut Petrus, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006) 151.
[2] Ibid.
[3] Biji sesawi: Pada zaman Yesus, biji sesawi, yang memang kecil dan berwarna hitam – menjadi pembanding bagi benda-benda yang berukuran kecil lainnya. Biji sesawi bermanfaat untuk memberi cita rasa pada makanan dan mengawetkannya. Selain itu biji sesawi mengandung minyak yang bermanfaat untuk pengobatan. Pohon sesawi biasanya tidak dapat tumbuh setinggi pohon-pohon lain,tetapi setidaknya bisa lebih tinggi dari manusia. Kadang-kadang batangnya dapat tumbuh sebesar lengan orang dewasa.vtidak heran jika Yesus sampai berkata bahwa biji sesawi yang kecil itu akan tumbuh sebesar sebuah pohon. (dikutip dari: Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2010) 1628)
[4] M.H. Bolkeistein, Kerajaan Yang Terselubung, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991) 95.
[5] Lihat Matius 17:20; Lukas 17:6
[6] M.H. Bolkeistein, Kerajaan Yang Terselubung, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1991) 96.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKTI KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS

BUKTI-BUKTI KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS 1. Yesus Lahir Seperti Manusia Lainnya. Yesus lahir dari seorang wanita (Galatia 4:4). Kenyataa...