BENTUK
SASTRA PERUMPAMAAN
MARKUS
4:30-34
I. PENDAHULUAN
1. Konteks
Historis Khusus
a.
Pribadi-pribadi
yang terlibat.
1. Yesus
Kristus : Anak Allah, Tuhan, Mesias, dan Juru Selamat umat manusia. Dia datang untuk melayani dan untuk
memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang" (Mark. 10:45).
2. Murid-murid : Kedua belas orang yang secara khusus
dipilih Yesus untuk mengikut-Nya (Mark. 3:13-19 )
3. Orang
banyak : Orang-orang yang datang
berbondong-bondong dari segala pelosok untuk mencari kesembuhan dari Yesus.[1]
b.
Waktu
Kejadian terjadi.
Ketika Yesus
mengajar di tepi danau (danau Galilea), kemudian datanglah orang banyak yang
sangat besar jumlahnya dan mengerumuni Dia. Sehingga Ia naik ke perahu yang
sedang berlalubuh lalu duduk di situ, sedangkan orang banyak di darat, di tepi
danau itu (Mark. 4:1). Dari situ Yesus mulai mengajar dengan
perumpamaan-perumpamaan kepada orang-orang yang mengikutinya.
c.
Alasan
yang menyebabkan kejadian terjadi.
Karena pengharapan
orang banyak (Mark. 4:1) mengenai Kerajaan Allah, dan kenyataan Kerajaan itu
sebagaimana dibawakan oleh Yesus. Yesus memakai perumpamaan supaya para
pendengar dapat menggambarkan atau
membayangkan Kerajaan Allah.[2]
d. Tempat dimana kejadian terjadi : Dalam perikop ini hanya mengatakan di
tepi danau (Mrk. 4:1), dan dari kisah sebelumnya mengatakan Yesus menyususri danau
Galilea (Mrk. 1:16)
A.
Konteks
Sastra
1. Konteks
Horisontal
Pengajaran
perumpamaan biji sesawi[3]
ini terdapat dalam Injil-injil Sinoptik (Matius, Markus dan Lukas). Menurut
para pakar, versi yang terdapat dalam Injil Lukas (Luk. 13:18-19) berasal dari
sumber Q, sedangkan yang terdapat dalam Injil Matius dipetik dari Injil Markus
dan Sumber Q (Mat. 13:31-32).[4] Matius
meletakkan perumpamaan biji sesawi dan ragi pada bagian ketiga dan keempat
(sesudah perumpamaan tentang lalang diantara gandum) dari ketujuh perumpamaan
tentang Kerajaan Surga. Markus meletakkannya sesudah perumpamaan benih yang
tumbuh dan sebelum perumpamaan angin ribut diredakan. Jadi konteks yang ada
pada Markus berbeda dengan konteks yang ada pada Matius. Sebab Markus tidak
mencatat perumpamaan tentang kerajaan surga seperti yang ada pada Matius. Lukas
menghubungkan perumpaman biji sesawi sangat erat dengan bagian yang
medahuluinya. Lukas tidak menekankan pertentangan antara benih yang kecil
maupun tumbuhan yang besar itu, tetapi lebih langsung mengarahkan kepada
keadaan terakhir: Kerajaan Allah adalah sebagai sebuah pohon yang
cabang-cabangnya banyak burung yang bersarangnya.
2. Konteks
Vertikal
Dalam perjalanan
Yesus bersama murid-murid-Nya menyusur daerah Galilea dan sesampainya di tepi
danau itu Yesus melihat orang banyak yang datang kepadanya berharap menerima
mujizat kesembuhan dan menerima pengajaran dari Yesus. Kemudian Yesus naik ke
sebuah perahu yang sedang berlabuh di danau itu dan mulai mengajar (Mark 4:1).
Yesus mengajar orang banyak itu dengan perumpamaan-perumpamaan. Yesus mengajar
sampai waktu hari sudah petang, kemudian Yesus mengajak murid-murid-Nya
bertolak ke seberang dan meninggalkan orang banyak itu (Mark. 4:35-36).
3. Garis
besar Perikop (Ringkasan Perumpamaan)
1. Menggambarkan
Kerajaan Allah seperti biji sesawi (ayat 31).
2. Biji
sesawi yang kecil memiliki dampak yang spektakuler (Inti perumpamaan) (ayat 32).
3. Penutup
dari rangkaian perumpamaan (ayat 33-34).
I.
PENYELIDIKAN
A.
Konteks
sejarah / kebudayaan dari perumpamaan tersebut.
Sesawi yang dimaksud
dalam perumpamaan ini bukan sayur sawi yang biasanya tumbuh di Indonesia. Biji
sesawi itu memang sangat kecil bentuknya.[5] Di
antara segala benih, biji sesawi itulah yang terkecil yang ditaburkan orang di
lahan. Namun benih yang begitu kecil itu menghasilkan pohon yang begitu tinggi
dari semua tanaman yang ada di lahan itu. Tanaman sinapis nigra itu mencapai ketinggian 3-5 meter.[6]
B.
Pokok
utama (main point)
1. Permulaan
dari Kerajaan Allah itu akan sangat kecil, seperti biji sesawi yang paling kecil daripada segala jenis benih. (ayat
31)
2. Kesempurnaan
itu akan sangat besar. Bila benih itu tumbuh,
tumbuhan itu akan menjadi lebih besar daripada segala sayuran yang lain.
(ayat 32)
3. Perbedaan
antara orang banyak dan para murid. Orang banyak hanya mendengar sebatas
perumpamaan, tetapi para murid mendapat pengertian akan perumpamaan itu dari
Yesus (ayat 33-34).
Jadi
pelajaran utama dalam perumpamaan ini adalah bahwa Kerajaan Allah adalah
berbeda dengan pengertian-pengertian yang umum yaitu pengertian antara orang
yang tidak mengenal Yesus secara pribadi (orang banyak) dengan orang-orang yang
mengenal Yesus secara pribadi (Murid-murid).
C.
Penyelidikan
tentang penjelasan yang diberikan oleh penulis injil.
Tidak ada penjelasan yang diberikan oleh
penulis Injil.
D.
Penyelidikan
tentang tanggapan dari pendengar pada waktu perumpamaan diucapkan.
Tidak ada informasi tentang tanggapan
pendengar.
E.
Penyelidikan
kebenaran yang sejajar dengan ucapan Tuhan Yesus di tempat lain atau di Injil
lain.
Ayat yang sejajar
dengan Markus 4:30-34, adalah Lukas 13:18-19 dan Matius 13:31-32. Menurut
pengetahuan penafsir, kitab Markus adalah kitab yang tertua, bukan hanya antara
Matius dan Lukas tetapi dari semua kitab yang ada di Perjanjian baru.
Diperkirakan perumpamaan yang terdapat di dalam Injil Matius adalah diambil
dari Injil Lukas dan Injil Markus. Di dalam Injil Markus dan Injil Lukas di
mulai dengan pertanyaaan tetapi berbeda dengan yang ditulis dalam Injil Matius
yang secara langsung menceritakan hal Kerajaan Sorga tersebut.
F.
Penyelidikan
pelajaran Alkitab secara umum.
Pekerjaan utama para pengikut Iblis di dalam Kerajaan
Sorga yang kelihatan (yaitu gereja-gereja) adalah melemahkan kekuasaan Firman
Allah (lih. Kej 3:4) serta memajukan ketidakbenaran dan ajaran
yang palsu (bd. Kis 20:29-30; 2Tes 2:7, 12). Beberapa waktu kemudian Kristus berbicara
tentang suatu usaha besar untuk menyesatkan umat-Nya, yang dilakukan oleh
orang-orang yang mengaku Kristen namun yang sesungguhnya ialah guru-guru palsu.
G.
Implikasi-implikasi
teologis dari hasil penyelidikan.
1. Kunci
Kerajaan Sorga sudah diberikan kepada semua orang percaya. (Matius 16:19)
2. Kerajaan
Sorga adalah bagi orang yang sudah lahir baru. (Yoh. 3:3)
3. Orang
yang melakukan kehendak Tuhan yang akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga. (Matius
7:21)
4. Kerajaan
Sorga harus menjadi prioritas utama orang percaya. (Matius 6:33)
II.
KESIMPULAN
Bagian perumpamaan ini telah mengingatkan kita
bahwa sebagai gereja-Nya, kita harus menumbuhkan dan mengembangkan dan
menyebarkan Injil Kerajaan Sorga di dunia. Dunia telah kehilangan kasih Allah,
karena itu kita harus berusaha membawa setiap orang untuk datang kepada
kerajaan-Nya sehingga mereka menikmati berkat anugerah Allah yang besar dan
melaluinya banyak jiwa-jiwa yang dimenangkan bagi Kristus. Yesus memangil kita
untuk sabar dan bijaksana serta tanggung jawab dalam bersaksi bagi Injil-Nya.
Ini berati sabar dalam beriman, berdoa, bekerja dan selalu setia kepada
kehendak-Nya. Kita harus yakin Yesus akan memberikan yang terbaik bagi manusia,
khususnya bagi mereka yang telah membuka hatinya untuk menerima Tuhan Yesus
sebagai sebagai Juru Selamat pribadinya.
Jadi
gereja dan orang Kristen harus memiliki kesaksian hidup yang benar, supaya
hidup kita memancarkan terang Kristus bagi dunia yang gelap. Dengan cara
demikianlah Kerajaan sorga akan bertumbuh danberkembang didalam dunia. Dan
kerajaan-Nya menjadi berkat bagi manusia, khususnya mereka yang percaya.
III.
DAFTAR
KEPUSTAKAAN
Alkitab Edisi Studi. Jakarta:
Lembaga Alkitab Indonesia, 2010.
Bolkeistein, M.H. Kerajaan Yang Terselubung. Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1991.
Bruggen, Jacob van.
Markus: Injil menurut Petrus. Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2006.
[1] Jacob van Bruggen, Markus: Injil menurut Petrus, (Jakarta:
BPK Gunung Mulia, 2006) 151.
[2] Ibid.
[3] Biji sesawi: Pada zaman
Yesus, biji sesawi, yang memang kecil dan berwarna hitam – menjadi pembanding
bagi benda-benda yang berukuran kecil lainnya. Biji sesawi bermanfaat untuk
memberi cita rasa pada makanan dan mengawetkannya. Selain itu biji sesawi
mengandung minyak yang bermanfaat untuk pengobatan. Pohon sesawi biasanya tidak
dapat tumbuh setinggi pohon-pohon lain,tetapi setidaknya bisa lebih tinggi dari
manusia. Kadang-kadang batangnya dapat tumbuh sebesar lengan orang
dewasa.vtidak heran jika Yesus sampai berkata bahwa biji sesawi yang kecil itu
akan tumbuh sebesar sebuah pohon. (dikutip dari: Alkitab Edisi Studi, (Jakarta: Lembaga Alkitab Indonesia, 2010)
1628)
[4] M.H. Bolkeistein, Kerajaan Yang Terselubung, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1991) 95.
[5] Lihat Matius 17:20;
Lukas 17:6
[6] M.H. Bolkeistein, Kerajaan Yang Terselubung, (Jakarta: BPK
Gunung Mulia, 1991) 96.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar