"Anjing hidup vs Singa mati"
Kehidupan adalah sesuatu yang berharga, bahkan yang paling rendah dari kehidupan masih lebih unggul daripada kematian. Hal ini nyata dalam kehidupan rohani. Jauh lebih baik menjadi yang paling hina dikerajaan sorga dari pada yang paling besar diluarnya. Tingkat kasih karunia yang paling rendah masih lebih unggul daripada perkembangan paling tinggi dari sifat buruk. Jika Roh Kudus mengimplantasikan kehidupan ilahi di dalam jiwa kita, ada simpangan berharga yang tidak dapat dibandingkan dengan pendidikan paling tinggi sekalipun. Pencuri yang disalibkan bersama Yesus yang bertobat jauh lebih tinggi dari pada Kaisar. Orang-orang Kristen yang paling tidak terpelajar di mata Allah jauh lebih unggul ketimbang Plato.
Kehidupan merupakan lambang kemuliaan di dalam alam rohani, dan manusia tanpa lambang itu hanyalah spesimen yang lebih kasar atau lebih halus dari pada benda tak bernyawa, yang perlu dibangkitkan, karena mereka mati dalam pencobaan dan dosa.
Karena anjing yang hidup lebih baik dari pada singa yang mati ( Pengkhotbah 9:4b)
Seekor anjing yang hidup dapat menjadi penjaga yang lebih baik dari pada seekor singa yang mati dan lebih berguna bagi tuannya.
Hal demikian terjadi pada kehidupan doa dan ibadah orang-orang Kristen masa kini. Ketika melakukan ibadah dengan begitu indahnya namun hanya lahiriah dan tidak dengan hati. Pemimpin yang hanya menjalankan tugas karena jabatannya saja, berdiri dimimbar dengan pakaian kemuliaannya meyakinkan jemaat yang hadir tanpa ada kuasa dan urapan.
Pengkhotbah rohani yang miskin jauh disukai dari pada orator ulung yang tidak memiliki kebijaksanaan kecuali hanya kata-kata kosong, tidak berkuasa kecuali suaranya yang keras. Gereja akan seperti singa yang mati, sama seperti jenazah di hadapan Allah yang hidup. Kehidupan yang penuh erangan, tarikan nafas berat, keputusasaan, jauh lebih baik dari pada pujian yang tidak bernyawa dan keheningan yang mati.
Tuhan berfirman:
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku (Matius 15:8).
Bangsa ini memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya jauh dari pada-Ku (Matius 15:8).
"Aku membenci, Aku menghinakan perayaanmu dan Aku tidak senang kepada perkumpulan rayamu.
Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar (Amos 5:22-23)
Sungguh, apabila kamu mempersembahkan kepada-Ku korban-korban bakaran dan korban-korban sajianmu, Aku tidak suka, dan korban keselamatanmu berupa ternak yang tambun, Aku tidak mau pandang. Jauhkanlah dari pada-Ku keramaian nyanyian-nyanyianmu, lagu gambusmu tidak mau Aku dengar (Amos 5:22-23)
Apa saja yang hidup jauh lebih baik dari pada kematian. Geraman anjing neraka paling tidak akan membangunkan kita, tetapi iman yang mati dan pengakuan yang mati akan mendatangkan penyesalan yang takkan berakhir.
Saudaraku yang di dikasihi di dalam Tuhan Yesus Kristus. Mari kita menyelidiki diri kita masing-masing, apakah ibdah kita hanya karena rutinitas? apakah hidup kita saat ini menuju kepada kematian rohani? Persembahan yang kita berikan kepada Tuhan, persembahan yang hidup atau persembahan yang mati? Pelayanan yang kita lakukan selama ini pelayanan yang hidup atau pelayanan yang mati?
Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang HIDUP, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati (Roma 12:1).
Tuhan Yesus Memberkati.
By: Brother John.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar