Rabu, 20 September 2017

REFLEKSI DARI KEPEMIMPINAN RAJA YOSIA


Pendahuluan

Selagi kehidupan di panggung dunia ini masih berlangsung, persoalan pemimpin dan kepemimpinan tidak akan pernah selesai untuk diperbincangkan. Hal itu adalah sebuah keniscayaan yang tidak bisa dihindarkan. Namun, yang menarik untuk didiskusikan dan masih menjadi persoalan besar hingga saat ini adalah  mengapa sangat besar kecenderungan orang untuk mencalonkan diri sebagai pemimpin? Ya, banyak orang ingin jadi pemimpin, tapi apakah jiwa atau karakter sesungguhnya sebagai seorang pemimpin telah dimiliki?

Salah satu tanda pemimpin yang memiliki karakter adalah dia tidak menjadikan  posisinya sebagai berhala dalam  hidupnya. Untuk dapat menjadi seorang pemimpin yang berkarakter diperlukan sebuah proses persiapan diri yang paling utama yaitu memiliki rasa takut akan Tuhan. Pemimpin yang lahir tanpa terlebih dahulu melalui sebuah proses persiapan  ini  biasanya akan mengalami kegagalan. Pada awalnya mungkin ia kelihatan berhasil di mata manusia tetapi pada akhirnya dia pasti akan mengalami kegagalan. Pemimpin adalah pelayan rakyat, bukan tuan bagi rakyat; juga bukan pelayan bagi pemilik modal, apalagi pelayan pihak asing. Namun tidak jarang realitanya menunjukkan sebaliknya. Banyak kepentingan dan kemaslahatan rakyat yang terabaikan atau sengaja diabaikan. Pelayanan dan pengurusan kepentingan rakyat sering hanya menjadi janji politik yang jauh dari realitanya; semata-mata untuk mempertahankan kekuasaan dan jabatan.


Refleksi Teologis terhadap karakter kepemimpinan raja Yosia

Melihat karakter Yosia yang memang layak untuk menjadi seorang pemimpin (raja) atas Israel. Walaupun memang jalan yang harus ditempuhnya itu tidaklah mudah, tetapi Yosia memang memiliki hati yang benar dan kuat sehingga ia dia diurapi dan dipilih oleh Tuhan untuk menjadi raja atas Israel. Karakter-karakter dan sifat-sifat Yosia yang dapat kita pelajari adalah hati yang teguh di dalam kebenaran. Kita dapat lihat bahwa di hati Yosia hanya ada kebenaran Tuhan dan prinsip-prinsip kehidupan yang adil. Hal ini Tuhan telah melihat bahwa Yosia memiliki sifat dan sikap hati seperti ini.  Salah satu karakter Yosia yang patut menjadi teladan bagi para pemimpin  adalah bagaimana ia lebih memperhatikan apa kata Tuhan , takut kehilangan Tuhan, membaharui kehidupan umat Allah untuk lebih takut kepada Allah. Ini prioritas utama dan penting! Apakah para pemimpin melakukan hal ini? Jika tidak, maka tidak heran soal moralitas-etis menjadi persoalan yang paling memprihatinkan.

Karisma dapat membuat seseorang mencapai posisi tertentu tetapi karakterlah yang membuatnya bertahan pada tempat itu. Popularitas dapat diperoleh melalui karisma tetapi kebesaran datang melalui karakter yang kuat, yaitu rasa takut akan Tuhan. Hanya pemimpin yang demikianlah yang dapat Mengktualisasikan karakter kepemimpinan yang diharapkan. Hal ini tentu saja memerlukan pembiasaan melalui contoh keteladanan perilaku seorang pemimpin yang didasari takut akan Tuhan sehingga mampu bergerak di eksekutif, yudikatif dan legislatif dalam taman sari demokrasi yang kondusif dan menjadi berkat bagi semua orang.

Karakter yang di dasari takut akan Tuhan, membuat raja Yosia melakukan pembaharuan-pembaharuan yang sangat luar biasa. Sekalipun ketika masih anak-anak diangkat menjadi raja, tetapi dia tidak pernah takut. Bagian yang terpenting dalam hidupnya raja Yosia adalah keberadaan orang-orang disekitarnya yang juga hidup takut akan Tuhan. Saya percaya kehidupan raja Yosia, pembentukan karakternya dan pertumbuhan imannya tidak lepas dari pengaruh orang-orang yang ada disekitarnya.


Kesimpulan

Belajar dari kisah raja Yosia, saya menyadari bahwa setiap orang adalah pemimpin, baik sebagai pemimpin bagi dirinya sendiri maupun pemimpin bagi orang-orang yang disekitarnya. Saya merasa sangat penting memiliki karakter seperti raja Yosia. Karakter-karakternya yang dibangun atas dasar takut akan Tuhan dan tidak kompromi dengan kejahatan. Karakter seperti itulah yang harus saya kembangkan dalam kehidupan saya secara pribadi. Menjadi seorang pemimpin yang benar-benar bisa menjadi sosok teladan bagi orang-orang yang akan saya pimpin. Dan untuk menjadi pemimpin seperti raja Yosia, saya harus memulai pembaharuan dalam diri saya sendiri. Dan mulai membangun dalam diri saya karakter-karakter ilahi melalui hubungan yang dekat dengan Tuhan.



Terlebih lagi sebagai pemimpin-peminpin rohani, saya merenungkan pernyataan ini:“Kebutuhan akan kepemimpinan yang penuh dedikasi, kokoh dan terpercaya sangat mendesak. Gereja dan dunia sedang mengalami krisis akan kepemimpian yang bermanfaat dan bermutu, kepemimpinan yang lebih berorientasi pada individu bukannya institusi, kepemimpinan yang berjiwa sukarela bukannya materialistis, kepemimpinan yang bergerak kesasaran yang pasti dan bukan berputar-putar pada lingkaran setan. Kepemimpinan yang kaya akan visi Allah dan bukannya ambisi insani”. Dan semuanya itu harus dimulai dari diri saya sendiri.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKTI KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS

BUKTI-BUKTI KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS 1. Yesus Lahir Seperti Manusia Lainnya. Yesus lahir dari seorang wanita (Galatia 4:4). Kenyataa...