Rabu, 20 September 2017

KONFLIK DAN SOLUSI DALAM GEREJA


Bila dicermati dengan seksama ada beberapa Masalah-masalah yang sangat menonjol dalam melaksanakan kepemiminan di gereja local dan cara mengatasinya.

Masalah-masalah:

1.       Perbedaan persepsi.
      Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda tentang apa yang diterima oleh panca inderanya (melihat, mendengar, meraba, merasa, dan mencium). Ada yang bisa menerima masukan atau nasihat tetapi ada yang tidak sehingga menimbulkan perbedaan pendapat sehingga memicu timbulnya konflik.

2.       Perasaan yang terganggu (tersinggung).
      Seringkali konflik dalam gereja juga disebabkan oleh adanya perasaan yang terganggu karena ucapan-ucapan yang menyinggung perasaan sesama anggota dalam gereja. Dalam gereja yang terdiri dari bermacam-macam tempramen dan karakter seringkali perkataan, perilaku dan sikap seseorang dapat memicu terjadinya konflik.

3.       Persaingan keinginan atau kepentingan.
      Seringkali kita temukan ada orang-orang yang memaksakan kinginannya dalam gereja, sering berusaha menonjolkan diri masing-masing untuk mencari perhatian dari anggota lain dan itu menimbulkan kecemburuan social dalam gereja sehingga akhirnya bisa menimbulkan konflik antar anggota gereja.

 Beberapa solusi dalam mengelola Konflik:

1.      Seorang hamba Tuhan harus bisa menjadi netral dalam sebuah masalah.  
          Fokus untuk menyelesaikan masalah (problem Solving). Pengeloaan konflik yang baik dan benar adalah dengan fokus pada masalah bukan mencari mana yang salah dan mana yang benar. Tetapi saling menasihati bahwa kita semua adalah anggota tubuh Kristus yang saling melengkapi. Dengan demikian kita dapat melakukan identifikasi tentang akar yang menjadi penyebab persoalan serta mencari langkah yang tepat untuk menyelesaikannya. Langkah ini memang membutuhkan waktu kebijaksanaan, tetapi dapat menyelesaiakan akar persoalan.

2.       Memperbaiki relasi.
      Pasca penyelesaian masalah harus diikuti dengan memperbaiki hubungan antara pihak yang berkonflik untuk memulihkan luka batin, kebencian dan dendam. Ini yang disebut sebagai rekonsiliasi, dimana pihak yang berkonflik duduk bersama, membuka hati dan saling memberi pemahaman dan memaafkan dan akhirnya menerima satu sama lain dan tidak ada istilah ‘menang-kalah’.

3.       Hamba Tuhan harus memberikan pengarahan kepada setiap anggota gereja.
      Khususnya yang memiliki jabatan dalam organisasi gereja dan menjelaskan tugas mereka masing-masing, sehingga satu sama lain saling memahami tugasnya dan tidak ada yang merasa “bisa” tetapi salingmendukung satu dengan yang lain sehingga semua program gereja dapat berjalan dengan baik. Di sini bukan berbicara siapa yang lebih baik atau lebih buruk, tetapi menekankan tanggung jawab masing-masing tugasnya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BUKTI KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS

BUKTI-BUKTI KEMANUSIAAN YESUS KRISTUS 1. Yesus Lahir Seperti Manusia Lainnya. Yesus lahir dari seorang wanita (Galatia 4:4). Kenyataa...